Agar usaha yang dirintis calon wirausaha berhasil baik dan dapat memberikan keuntungan maka dibutuhkan analisis bisnis yang tepat. Dalam melakukan analisis bisnis ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu :
A. Memilih bisnis yang seusai
Memulai
bisnis baru dengan menjadi entrepreuneur bukanlah hal yang mudah, calon
wirausaha terlebih dahulu harus mampu menumbuhkan rasa cinta pada
kegiatan usaha yang akan dijalankannya serta
pengetahuan yang memadai mengenai jenis usaha yang menguntungkan. Rasa
cinta atas kegiatan usaha yang akan dimulai tidak akan tumbuh bila tidak
didukung oleh pengetahuan yang memadai mengenai jenis usaha tersebut,
untuk itu salah satu langkah awal dalam menentukan jenis bisnis yang
akan ditekuni wirausaha adalah mengetahui kepribadian calon wirausaha
dan informasi alternative usaha yang prosfektif.
Pemahaman akan diri sendiri merupakan factor kunci bagi seorang wirausaha dalam memulai suatu bisnis karena
dengan mengenali diri sendiri perjalanan usaha yang akan dirintis dapat
lebih mudah diprediksi. Beberapa factor dalam diri calon wirausaha yang
harus dipahami sebelum memulai bisnis :
1. Karakter pribadi, didalamnya termasuk kesabaran, ketekuanan, percaya diri, keberanian mengambil resiko, dan motivasi diri. Contoh
seseorang yang memiliki sifat ingin cepat memperoleh hasil yang besar
mungkin lebih cocok bergerak di bisnis yang “high profit” dengan
frekuensi penjualan yang mungkin tidak terlalu sering dibandingkan
bergerak di bisnis yang mengandalkan jumlah penjualan yang terus menerus
dengan margin penjualan yang kecil.
2. Bakat, potensi dan kemampuan.
Sebuah usaha akan mencapai kesuksesan apabila usaha tersebut dijalankan
sesuai dengan bakat, potensi dan kemampuan diri. Sebaiknya calon wirausaha
tidak memilih jenis usaha yang sama sekali tidak dikuasai karena akan
banyak waktu dan biaya yang terbuang bahkan usaha yang dirintis mungkin
tidak akan berjalan lancar.
3. Pengalaman.
Calon wirausaha yang memiliki pengalaman di bidang usaha yang akan
digeluti akan lebih memahami peluang dan kendala dari usahanya.
Setelah
memahami kepribadiannya, calon wirausaha dapat mulai menentukan
alternative peluang usaha berdasarkan informasi-informasi yang memadai.
Informasi tersebut dapat diperoleh melalui :
a. Buku dan artikel media masa
Buku
dan artikel-artikel usaha di koran, majalah atau tabloid dapat menjadi
sumber informasi mengenai jenis usaha yang sedang “booming” saat ini.
b. Internet
Internet
sebagai jendela informasi dunia merupakan media yang efektif bagi calon
wirausaha untuk memperoleh informasi peluang dan jenis usaha yang akan
ditekuni. Dengan hanya menggunakan search engine seperti www.google.com calon wirausaha dapat dengan cepat, mudah dan lengkap memperoleh informasi yang dibutuhkan.
c. Biografi dan kisah sukses pengusaha
Isi
biografi dan kisah sukses pengusaha mengemukan jenis usaha, kiat-kiat
membuka usaha, kendala yang dihadapi dan perjalanan pengusaha meraih
sukses dapat menjadi inspirasi calon wirausaha dalam memulai bisnisnya
d. Seminar atau pelatihan,
Manfaat
yang diperoleh calon wirausaha dengan mengikuti seminar atau pelatihan
tidak hanya informasi peluang usaha, tetapi juga pengetahuan praktis
yang lebih mendalam, sharing pengalaman dan pengetahuan antara sesama
peserta atau pelatih serta kemungkinan terjalinnya kerjasama lebih jauh.
Alternatif
usaha yang telah ditentukan tidak semuanya layak untuk direalisasikan,
untuk itu perlu dilakukan pemilihan peluang usaha yang paling
menguntungkan. Pemilihan usaha dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek, yaitu :
a. Pemasaran, tingginya permintaan konsumen akan produk dan kurangnya pesaing.
b. Teknis dan operasi, usaha dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
c. Hukum, tidak bertentangan dengan peraturan dan norma yang berlaku.
d. Sosial ekonomi, memberi manfaat terhadap masyarakat.
e. Finansial, menghasilkan arus kas positif yang dapat menutup semua kewajiban dan memberikan keuntungan.
f. Manajemen, dapat dikelola dengan baik.
Berikut matrik yang dapat digunakan untuk menentukan peluang bisnis yang akan ditekuni :
No
|
Faktor Utama
|
Jenis Bisnis
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
A
|
Teknis dan Operasi
- Lokasi usaha
- Bangunan dan layout
- Bahan baku dan bahan pembantu
- Tenaga kerja
- Mesin dan peralatan
|
||||
B
|
Pemasaran
- Calon pembeli dan Permintaan pasar
- Persaingan
|
||||
C
|
Manajemen
- Organisasi
- Tenaga teknis dan administrasi
- Tenaga manajerial
- Kemampuan dan keterampilan
|
||||
D
|
Keuangan
- Jenis dan jumlah pembiayaan
- Sumber dana pembiayaan
- Perkiraan pendapatan
|
||||
E
|
Hukum
- Ketentuan hukum yang mengatur
|
||||
F
|
Sosial Ekonomi
- Kondisi sosial ekonomi yang berpengaruh
- Dampak terhadap lingkungan
- Manfaat kepada masyarakat
|
||||
Penilaian :
1. Sangat Kurang 3. Sedang 5. Sangat baik
2. Kurang 4. Baik
B. Menetapkan Visi dan Misi
Sebuah
usaha yang baik dibangun dengan visi dan misi yang jelas, terukur,
dapat dijangkau. Penetapan misi dan visi sangat penting karena misi dan
visi yang dibangun dapat memotivasi dan memberikan arah yang jelas
kepada calon wirausha dalam menjalankan bisnisnya.
Pernyataan visi harus mencerminkan jawaban dari :
1. Masa depan seperti apa yang diharapkan dari bisnis yang dikelola saat ini
2. Ketetapan focus dan sasaran usaha
3. Menggambarkan keinginan-keinginan pengelola
Sedangkan
misi menjelaskan usaha yang dilakukan, berupa konsep yang terfokus
dalam mencapai tujuan yang melandasi usaha untuk jangka pendek dan
jangka panjang.
C. Melakukan analisis situasi
Mengembangkan rencana bisnis tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhinya. Dengan
melakukan analisis situasi maka usaha pengidentifikasian dan
penganalisisan berbagai faktor strategis, yaitu faktor eksternal
(peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang
dapat mempengaruhi bisnis dapat dilakukan dengan lebih tepat.
Melalui
analisa situasui kita dapat mengetahui posisi kita saat iini dari
setiap kegiatan dan persoalan yang dihadapi perusahaan. Informasi yang
diperoleh sangat bermanfaat sebagai sumber gagasan perencanaa, perbaikan
yang diperlukan atau merumuskan strategi dalam mencapai sasatan yang
ditetapkan.
Berikut penggunaan analisis situasi :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal untuk membuat matrik factor strategi internal.
Faktor
strategi internal yaitu : a) kekuatan internal yang dimiliki sehingga
mampu mencapai posisi saat ini dan mendukung pencapaian sasaran ; b)
Kelemahan internal yang dipunyai pada saat ini atau yang menghambat
upaya pencapain sasaran. Contoh Matrik Faktor Strategi Internal
Faktor-faktor strategi internal
|
Bobot
|
Rating
|
Bobot x Rating
|
Komentar
|
Kekuatan
|
||||
Kelemahan
|
||||
Total
|
2. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal untuk membuat matrik strategi eksternal.
Faktor
strategi eksternal adalah : a) peluang eksternal atau kesempatan yang
dapat dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian sasaran atau perbaikan ;
b) Kendala eksternal atau hambatan yang akan dihadapi dalam usaha
pencapaian sasaran. Contoh Matrik Faktor Strategi Eksternal
Faktor-faktor strategi eksternal
|
Bobot
|
Rating
|
Bobot x Rating
|
Komentar
|
Peluang
|
||||
Ancaman
|
||||
Total
|
Keterangan
a. Bobot : 1,0 (paling penting) - 0,0 (tidak penting) semua bobot jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00
b. Rating (+1 sampai dengan +4 dengan membandingkannya dengan rata-rata in-dustri atau pesaing utama)
· Variabel yang masuk kategori kekuatan/peluang : Lebih besar (4) Lebih Kecil (1)
· Variabel yang bersifat Kelemahan/ancaman : Lebih Kecil (4) Lebih Besar (1)
3. Membuat
matrik profil kompetitif, dipergunakan untuk mengetahui posisi relatif
perusahaan yang dianalisis, dibandingkan dengan perusahaan pesaing.
Faktor Strategi
|
Bobot
|
Perusahaan
|
pesaing
|
||||
Rating
|
Bobot skor
|
Rating
|
Bobot skor
|
||||